1. Omed-Omedan
Tradisi unik di Bali yang satu ini
dilakukan oleh kelompok muda dan mudi Bali yang belum menikah. Mereka saling
berhadap-hadapan dan tarik menarik. Dalam bahasa Bali, tarik menarik disebut
omed-omedan. Mereka akan saling cium dengan guyuran air, mereka juga
akan disaksikan oleh warga. Tradisi unik ini menjadi atraksi wisata menarik
wisatawan sejak lama. Atraksi digelar sehari setelah hari raya Nyepi, sekitar
Pukul 14.00 WIT
2.
Tradisi
Pemenggalan Kepala Manusia
Tradisi adat memotong kepala manusia buat persembahan, oleh masyarakat Suku Naulu diyakini sebagai kepercayaan yang mutlak dilakukan. Keyakinan itu mengalahkan akal sehat dan logika manusia, karena diyakini jika tidak mendapat kepala manusia buat persembahan bisa mendatangkan bala atau musibah. Tradisi ini baru tercium khalayak ramai setelah terjadinya kejadian tahun 2005 lalu. Warga di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah digegerkan dengan penemuan dua sosok mayat manusia yang sudah terpotong-potong bagian tubuhnya. Bonefer Nuniary dan Brusly Lakrane adalah korban persembahan tradisi Suku Naulu saat akan melakukan ritual adat memperbaiki rumah adat marga Sounawe. Kepala manusia yang dikorbankan diyakini akan menjaga rumah adat mereka..Bagian tubuh kedua korban yang diambil selain kepala yang nantinya diasapi adalah jantung, lidah, dan jari-jari. Sementara anggota tubuh yang tidak diambil dihanyutkan di aliran sungai Ruata, tidak jauh dari perkampungan suku Naulu dari komunitas Nuane. |
|
|
|
|
|
3.
Tradisi Ma’nene Suku Toraja
Tradisi yang hanya ada di suku Toraja ini berawal dari
kebiasaan para leluhur mereka yang suka mengembara menyusuri gunung dan bukit.
Dalam pengembaraannya, tidak jarang ada diantara mereka yang kemudian sakit dan
meninggal. Ágar mereka yang meninggal bisa kembali pulang, para kerabatnya
menggunakan kekuatan gaib agar mereka bisa berjalan sendiri.Dalam perjalanan
pulangnya, orang yang meninggal tersebut tidak boleh disapa, dipanggil ataupun
dipegang oleh orang yang masih hidup. Konon, jika sampai disapa atau dipegang,
kekuatan gaib yang menyelimuti mayat berjalan tersebut akan hilang dan orang
yang menyapa itu akan ikut meninggal.
Kini, tradisi ini masih dilestarikan namun dengan cara yang
berbeda. Setiap tiga tahun sekali, kerabat yang meninggal akan ‘’dibangunkan”.
Caranya adalah dengan mendandani jasad tersebut, dipakaikan bedak dan baju
bagus dan kemudian diarak keliling desa. Anehnya, meskipun jasad tersebut sudah
berumur tahunan, namun masih tetap utuh dan bahkan seolah bisa berdiri di atas
kaki mereka sendiri.
4.
Tradisi
Mengasingkan Perempuan Hamil Suku Naulu
|
|
Adalah Suku Naulu di Pulau
Seram, Maluku yang memuliki adat seperti ini. Kaum lelaki dari suku ini, yang
sebagian besar masih hidup mengembara, mendirikan gubuk-gubuk pamali kecil
berukuran 2×2 meter (dalam bahasa mereka disebut “tikusune” ). Di dalam gubuk
yang dibuat dari daun sagu ini dilengkapi dengan sebuah tempat tidur kecil.
Gubuk Pamali
Wanita yang sudah mendekati
waktu melahirkan akan diantarkan oleh keluarganya ke gubuk ini dan kemudian
dibantu persalinannya oleh seorang dukun beranak. Selama berada di sini, wanita
tersebut hanya boleh dikunjungi oleh kerabatnya yang sesama perempuan. Kaum
laki-laki dilarang mendekati tempat ini.
5.
Tradisi Merajah Tubuh, Suku Mentawai
Siapa bilang trend mentato bagian tubuh hanya berkembang di
jaman modern. Menurut penelitian, seni merajah tubuh tertua dilakukan oleh suku
Mentawai sejak tahun 1500 SM-500 SM. Bagi masyarakat Mentawai, tato (atau
mereka menyebutnya sebagai ‘titi’) merupakan roh bagi kehidupan mereka. Melalui
tato, mereka juga menunjukkan mata pencaharian dan status sosialnya dalam
masyarakat.
Tradisi lain yang tidak kalah uniknya di Mentawai adalah
tradisi memiliki gigi runcing bagi para perempuan di suku tersebut. Gigi mereka
dikikir dengan menggunakan kayu dengan sedemikan rupa sehingga menjadi lebih
runcing dari umumnya. Bagi mereka, semakin runcing gigi yang dimiliki, semakin
cantiklah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar